Pemerintah jepang baru-baru ini menyatakan beberapa makanan mulai tercemar radiasi nuklir Fukushima. Berita ini membuat warga dunia cemas termasuk di Indonesia. Kontaminasi radioaktif pada makanan itu tergantung pada beberapa faktor dan tergantung pada jenis unsur radioaktifnya.
Beberapa waktu lalu di temukan tingkat radiasi yang tidak wajar dalam sayuran bayam, susu, dan di air keran yang dekat dengan Fukushima, namun belum ada ancaman dalam hal kesehatan.
Kontaminasi Radiasi Radioaktif Nuklir
Sumber utama adalah debu yang terbawa angin yang tersimpan pada buah atau sayuran atau yang jatuh di tanah, di mana ia diserap oleh tanaman rumput dan berdaun.
Partikel radioaktif tersebut kemudian ditularkan melalui rantai makanan, yang menjelaskan mengapa sapi bisa memiliki tingkat yang lebih tinggi dari radioaktivitas normal dalam susu dan daging.
Saat tertelan, partikel-partikel itu berbahaya karena mereka melepaskan energi yang dapat menyusup melalui ikatan molekul dalam DNA, sehingga meningkatkan risiko kanker.
Masalahnya bisa jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada sifat sumber radioaktif dan jumlah kontaminasi dalam lingkungan lokal, yang pada gilirannya juga dipengaruhi oleh cuaca.
Resiko Jangka Pendek
Apabila Yodium Radioaktif dalam makanan di serap kedalam tubuh manusia, maka dapat terakumulasi didalam tubuh dan menyebabkan kerusakan tiroid.
Resiko Jangka Panjang
Masalah jangka panjang berasal dari unsur-unsur abadi seperti Caesium 137, yang "setengah hidup" diukur dalam 30 tahun dan bahkan mungkin diperlukan beberapa abad sebelum terurai sempurna.