Manakah kota di dunia yang udaranya terburuk? Ada sejumlah penelitian terkait, baik dari pemerintah/swasta. Namun semuanya menulis dengan pendekatan tingginya sulfur dioksida(hasil pembakaran bensin yang penyebab utama hujan asam), nitrogen dioksida(hasil generator, pembangkit listrik dan penyebab utama penyakit pernafasan) dan partikulat (polutan kecil, termasuk timah, debu, dst penyebab utama kanker paru-paru). Kota dengan kadar partikulat tinggi membuat tingkat kematiannya lebih tinggi 15-20% dari kota yang relatif bersih. Berikut 5 kota dengan udara terburuk di dunia:
1. Beijing, China
Kualitas udara Beijing telah menjadi begitu buruk karena kota itu baru-baru ini diliputi kabut berbahaya. Akibatnya, sekolah terpaksa membatalkan kegiatan di luar ruangan. Ahli kesehatan juga meminta anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan tinggal di dalam rumah. Kota ini juga mencatat tingkat tertinggi di dunia dalam konsentrasi belerang dioksida dari tahun 2000 sampai 2005 dan tingkat ketiga tertinggi nitrogen dioksida belakang Sao Paulo saja dan Mexico City. Polusi meningkat pada 2008 karena kehadiran banyak mobil saat kota itu jadi tuan rumah Olimpiade. Tentu saja, udara bertambah parah setelah Olimpiade selesai.
2. New Delhi, India
Menurut termuan terbaru WHO, New Delhi menempati posisi kedua dalam konsentrasi di partikulat atau enam kali lipat lebih tinggi dari kadar aman yang ditetapkan WHO. Harvard International Review menambahkan, dua dari tiap lima orang dari 13,8 juta penduduk kota itu, menderita penyakit pernafasan. Laporan itu mengatakan penyebab utama pencemaran udara New Delhi adalah mobil knalpot dan debu jalanan yang menusuk. Akibatnya, pekerja bangunan dan sopir taksi adalah orang yang paling berisiko terserang bahkan terancam mati dini.
3. Santiago, Chile
Menurut WHO, kadar partikulat suatu kota tidak melebihi 50 mikrogram per meter kubik. Di Santiago, peringatan kerap muncul karena partikulat harian rata-rata 200 mikrogram. Pada tahun 2008, selama beberapa hari kota, kadarnya mencapai 444 mikrogram. Selain itu, Santiago juga tingkat kedua tertinggi tingkat ozon tanah.
4. Mexico City, Meksiko
Menurut para peneliti dari University of Salzburg, Mexico City memiliki konsentrasi yang tinggi hampir di setiap polutan udara utama yang berbahaya, termasuk sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida. Sejauh ini, masalah terburuk yang mencengkeram kota ini adalah awan besar kabut asap yang menggantung di atas kota hampir setiap hari. Menurut WHO, Mexico City memiliki tingkat tertinggi tingkat ozon tanah di dunia.
5. Ulaanbaatar, Mongolia
Di Ulaanbaatar, rata-rata tahunan konsentrasi materi partikel 14 kali lebih tinggi daripada tingkat yang direkomendasikan WHO. Buruknya kualitas udara kota ini telah menyebabkan insiden tinggi bronkitis kronis dan penyakit kardiovaskuler. Kabut tebal polusi sering menyelimuti kota, sehingga pandangan yang terbatas di siang hari membuat mobil harus menggunakan lampu mereka.
1. Beijing, China
Kualitas udara Beijing telah menjadi begitu buruk karena kota itu baru-baru ini diliputi kabut berbahaya. Akibatnya, sekolah terpaksa membatalkan kegiatan di luar ruangan. Ahli kesehatan juga meminta anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan tinggal di dalam rumah. Kota ini juga mencatat tingkat tertinggi di dunia dalam konsentrasi belerang dioksida dari tahun 2000 sampai 2005 dan tingkat ketiga tertinggi nitrogen dioksida belakang Sao Paulo saja dan Mexico City. Polusi meningkat pada 2008 karena kehadiran banyak mobil saat kota itu jadi tuan rumah Olimpiade. Tentu saja, udara bertambah parah setelah Olimpiade selesai.
2. New Delhi, India
Menurut termuan terbaru WHO, New Delhi menempati posisi kedua dalam konsentrasi di partikulat atau enam kali lipat lebih tinggi dari kadar aman yang ditetapkan WHO. Harvard International Review menambahkan, dua dari tiap lima orang dari 13,8 juta penduduk kota itu, menderita penyakit pernafasan. Laporan itu mengatakan penyebab utama pencemaran udara New Delhi adalah mobil knalpot dan debu jalanan yang menusuk. Akibatnya, pekerja bangunan dan sopir taksi adalah orang yang paling berisiko terserang bahkan terancam mati dini.
3. Santiago, Chile
Menurut WHO, kadar partikulat suatu kota tidak melebihi 50 mikrogram per meter kubik. Di Santiago, peringatan kerap muncul karena partikulat harian rata-rata 200 mikrogram. Pada tahun 2008, selama beberapa hari kota, kadarnya mencapai 444 mikrogram. Selain itu, Santiago juga tingkat kedua tertinggi tingkat ozon tanah.
4. Mexico City, Meksiko
Menurut para peneliti dari University of Salzburg, Mexico City memiliki konsentrasi yang tinggi hampir di setiap polutan udara utama yang berbahaya, termasuk sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida. Sejauh ini, masalah terburuk yang mencengkeram kota ini adalah awan besar kabut asap yang menggantung di atas kota hampir setiap hari. Menurut WHO, Mexico City memiliki tingkat tertinggi tingkat ozon tanah di dunia.
5. Ulaanbaatar, Mongolia
Di Ulaanbaatar, rata-rata tahunan konsentrasi materi partikel 14 kali lebih tinggi daripada tingkat yang direkomendasikan WHO. Buruknya kualitas udara kota ini telah menyebabkan insiden tinggi bronkitis kronis dan penyakit kardiovaskuler. Kabut tebal polusi sering menyelimuti kota, sehingga pandangan yang terbatas di siang hari membuat mobil harus menggunakan lampu mereka.