Raksasa Nefilim, Bukan Ras Manusia Setengah Dewa
By andrewchristianjr - Sunday, March 03, 2013
Sebelum adanya banjir besar yang menghancurkan ras manusia
kuno, beberapa makhluk langit turun ke bumi. Mereka para malaikat yang
yang dianggap melawan Allah karena penciptaan manusia. Sejarah
menyebutkan, bahwa ada diantara makhluk langit yang mengajarkan manusia
seni dan pengetahuan rahasia, kemudian dianggap sebagai Dewa.
Sebuah
legenda menyebutkan adanya hubungan antara Dewa dengan manusia (wanita)
di Bumi. Anak-anak mereka disebut-sebut dalam sejarah kuno sebagai
keturunan campuran ras para Dewa (manusia setengah Dewa).
Akibat tindakan para Dewa terhadap wanita yang ada di Bumi, alam dan
penghuninya tercemar dan tidak murni, terkotori dengan kemaksiatan dua
ras berbeda. Kejahatan dan keburukan moral berkembang hingga Tuhan
memutuskan untuk menghancurkan semua makhluk bumi dengan banjir besar.
Raksasa Nefilim, Misteri Makhluk Prasejarah
Dan
selama bertahun-tahun perdebatan tentang keturunan makhluk langit dan
Bumi menjadi inti pembicaraan kalangan sejarawan. Banyak orang meyakini
bahwa anak-anak keturunan Dewa adalah sekelompok raksasa yang disebut Nefilim,
akan tetapi ada keyakinan lain yang jelas menolak dugaan ini sebagai
suatu kesalahan penafsiran. Lalu, siapakah Nefilim yang sempat
disebutkan dua kali dalam Kitab Perjanjian Lama? Pada bab 6 Kitab Genesis menyebabkan sejarawan Alkitab saling berdebat tentang kebenaran Nefilim, seperti ayat Kitab Genesis yang menyebutkan;
Ketika hal itu terjadi, manusia mulai berkembang di permukaan bumi dan anak perempuan lahir dilahirkan dari rahim manusia, maka anak-anak Tuhan berwujud pria dan mulai memperhatikan wanita, mereka sangat tampan dan mereka mengambil wanita sebagai istri. Setelah itu Tuhan berkata: “Roh Ku tidak akan bertindak (berpengaruh) terhadap manusia selamanya karena mereka dari daging. Dengan demikian hidupnya akan berjumlah seratus dua puluh tahun.”Nefilim berada dimuka bumi pada masa itu dan juga setelah itu, ketika anak-anak Tuhan terus berhubungan dengan anak manusia (perempuan) dan melahirkan anak-anak mereka, orang-orang perkasa yang tua, orang-orang terkenal. (Genisis 6:1-4)
Nefilim,
dengan kata lain disebut sebagai Raksasa, beberapa terjamahan
menggambarkan tentang Nefilim sebagai raksasa yang juga memiliki
kekuatan manusia super. Seperti Septuaginta Yunani, terjemahan kuno
Alkitab Ibrani menerjemahkan Nefilim juga sebagai Gigantes
yang berarti Kelahiran Bumi. Sementara sejarawan masih tidak tahu pasti
dari mana asal kata Nefilim, sebagian menduga kata ini berasal dari
akar kata Naphal yang artinya “jatuh”.
Dalam
berbagai Alkitab, definisi Nefilim berperan sebagai anak-anak keturunan
makhluk langit, mereka para malaikat yang jatuh dari langit. Kata
Naphal sebenarnya tidak pernah secara langsung berhubungan dengan konsep
malaikat. Dengan kata lain menurut konteks penjabaran alkitab, kata ini
lebih erat dengan kebohongan bersujud (tentunya menggambarkan seorang
malaikat yang tidak mau bersujud kepada Adam). Ada juga hubungan kata
ini dengan konsep kegagalan, yaitu jatuh atau sedang dilemparkan
(dibuang) ke bawah.
Hubungan antara teks Alkitab dan pernyataan tentang Nefilim adalah keturunan makhluk langit dan anak perempuan manusia, pernyataan ini tidak berdasar. Karena catatan sejarah dan alkitab yang menyatakan secara langsung mendukung pernyataan tersebut, sebenarnya berasal dari Kitab Apokrif dari Jubiliees (Yobel).Terjadilah ketika anak-anak manusia mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi dan anak perempuan lahir kepada mereka, bahwa malaikat Allah melihat mereka pada tahun Yobel tertentu, mereka elok rupanya, dan mereka mengambil sendiri istri dari semua yang mereka pilih, dan mereka telanjang kepada anak-anak mereka, dan mereka raksasa. Kitab Yobel, Bab V: 1
Pernyataan
seperti ini ternyata ditulis oleh beberapa penulis mengikuti tradisi
Yahudi-Kristen. Munculnya ide raksasa yang berkeliaran dimuka bumi pada
zaman kuno ditemukan secara global, cerita keberadaan mereka berasal
dari Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan Eropa.
Fakta Nefilim Menurut Mitologi Kuno
Sementara mitologi Yunani kuno juga menceritakan tentang asal-usul para raksasa, jauh sebelum manusia diciptakan, Dewa Titan Cronos mengontrol para Dewa Yunani, bersekongkol dengan saudaranya (para Titan
lain) dan memberontak melawan Uranus (ayah mereka). Pemberontakan
berakhir pada saat Cronos mengebiri Uranus dengan sabit dan mengambil
kuasa diatas Bumi. Kemudian raksasa tercipta dari darah Uranus (setelah
dikebiri) yang jatuh di atas bumi, makhluk ini dikenal sebagai Kelahiran
Bumi. Para raksasa di bawah kekuasaan Cronos hidup selama Zaman
Keemasan, bebas dari kesedihan dan semua orang menjalani hidup bahagia
dan gembira.
Kehidupan di Bumi berubah ketika anak Cronos (Dewa Zeus)
berjuang dan mengambil alih kekuasaan atas langit dan bumi. Zeus
berperan sebagai Dewa tertinggi yang menurut mitos Yunani telah
menempatkan raksasa untuk bekerja dengan para Dewa. Pada saat itu para
raksasa mulai mengabaikan perintah Dewa
Zeus, mereka tidak lagi bersujud kepada Zeus dan tidak mengikuti
kehendak para Dewa lainnya. Raksasa ini kemudian memberontak terhadap
Dewa, kerugian ada dikedua sisi tetapi revolusi mereka akhirnya ditekan
oleh para Dewa. Gencatan senjata diputuskan sebagai bagian pembenahan
dan perdamaian mereka terhadap ras raksasa.
Orpheus, Myths of the World karya Padraic berkisah tentang penciptaan manusia, legenda Suku Aztec menceritakan bagaimana Citlalicue
yang melahirkan sebilah pisau batu. Ketika pisau itu terlempar dan
jatuh ke Bumi kemudian berubah menjadi 1600 Dewa Bumi. Legenda ini
sangat mirip dengan mitologi Yuniani, dimana sabit yang digunakan Cronus
mengebiri ayahnya juga jatuh ke Bumi. Dewa Bumi hidup sebagai laki-laki
dan perempuan yang bekerja untuk mencari makanan. Tetapi setelah
beberapa waktu, para Dewa Bumi mulai berpikir bahwa pekerjaan ini di
bawah kendali, mereka meminta Citlalicue (ibu mereka) untuk membuat
perlombaan yang akan melayani dan menanggung beban yang mereka hadapi.
Dengan bantuan Citlalicue, kemudian ras manusia diciptakan (diturunkan).
Kemudian,… dalam Kisah Ramayana, ada epik yang menceritakan tentang Dewa Wisnu ketika masa Yuga Treta,
di mana dunia dipenuhi dengan raksasa, monster ular dan setan. Ketika
Rama lahir, Dewa Wisnu meminta agar semua Dewa lainnya turun ke bumi dan
kawin dengan kera dan beruang. Dewa Wisnu mengetahui apa yang akan
terjadi pada Rama, dia ingin menciptakan tentara untuk membantu Rama
menaklukkan dan membunuh Raja Rahwana, raksasa iblis dari Lanka.
Mitos telah jelas menerangkan bahwa raksasa Nefilim sudah ada jauh sebelum manusia pertama menghuni planet bumi. Kitab Genesis juga menyatakan bahwa Nefilim berada di bumi pada “hari-hari” dan juga sesudahnya…” jelas dan bukan samar-samar menyatakan mereka ada sebelum keberadaan ras manusia di Bumi.
Bagaimana
dengan garis keturunan campuran makhluk langit dan manusia? Alkitab
Ibrani menyebut mereka sebagai Gibborim, makna ini tersirat menyebut
Pria bertubuh besar, pahlawan, pria yang gagah berani atau pemberani.
Septuaginta Yunani mengidentifikasi mereka sebagai Renominati atau
orang-orang terkenal. Dalam mitologi Yunani para Dewa memiliki sejarah
kuno tentang kelahirannya yang memiliki hubungan dengan manusia.
Nama-nama dari beberapa ras campuran setengah Dewa-Manusia antara lain
adalah Hercules, Perseus dan Achilles.
Ada juga ras campuran juga ditemukan dalam budaya lain. Diantaranya India yang mengenal Hanuman dan Garuda, di Sumeria dikenal Gilgames, Adapa dan Mesoamerika mengenal Hunahpu dan Xbalanque, mereka juga disebut-sebut sebagai ras campuran hasil perkawainan antara Dewa dan Manusia.
Jadi
jelas,… bahwa Nefilim bukan keturunan makhluk langit (malaikat) yang
turun ke Bumi dan mengawini wanita (manusia). Mereka sudah ada jauh hari
sebelum manusia diturunkan ke Bumi, sementara makhluk setengah
Dewa-Manusia yang dimaksud bukan sebagai Nefilim seperti yang tertulis
dalam sejarah mitologi Yunani Kuno.
Bibliografi:
- Orpheus, Myths of the World karya Padraic Colum
- The Rise and Fall of the Nephilim: The Untold Story of Fallen Angels, Giants on the Earth, and Their Extraterrestrial Origins karya Scott Alan Roberts
- Man-Made: The Chronicles Of Our Extraterrestrial Gods karya Rita Louise
- Prometheus and Hercules, image credit by Christian Griepenkerl (1839–1912)
0 komentar