Menara tertinggi di Eropa bagian Barat, The Shard, baru saja merayakan
ulang tahun pertamanya Juli lalu. Meski gedung ini terkenal hingga ke
seluruh dunia, namun dari 72 lantai hanya enam lantai saja yang
digunakan.
Salah satu juru bicara pemilik menara setinggi 310 meter ini, Sellar Property Group, mengkonfirmasi bahwa sebagian besar lantai di menara tertinggi ini tidak digunakan meski setahun sudah berlalu sejak perayaan pembukaannya yang mewah di 2012.
The Shard yang didesain oleh arsitek Italia, Renzo Piano, bisa dibilang kota vertikal ketimbang sebuah gedung biasa. Sebuah perusahaan investasi asal Qatar memberi sokongan dana US$ 3 miliar (Rp 30 triliun) untuk membangun gedung yang terletak di sebelah selatan Sungai Thames ini, berseberangan dengan distrik finansial kota London.
Namun hingga saat ini, lima lantai termasuk satu lantai khusus restoran yang benar-benar dipakai sehari-hari di menara tinggi tersebut. Keenam lantai tersebut merupakan area yang bebas dimasuki publik untuk melihat-lihat.
Atas alasan keamanan, pemilik gedung tidak mau berkomentar banyak siapa saja yang akan menempati perkantoran dan apartemen mewah di gedung tersebut nanti. Begitu juga alasan mengapa gedung tersebut sudah satu tahun tak ada yang menempati.
Otoritas gedung di kota berdirinya The Shard, Southwark Council, mengaku tidak khawatir akan hal tersebut. Southwark Council percaya popularitas menara tersebut tetap tinggi dan akan mulai dipenuhi penyewa dalam waktunya nanti.
"Kami percaya The Shard akan sukses mengisi penuh ruang perkantorannya, sekarang ini masih terlalu cepat dari jadwal. Saya memang belum melihat ada perusahaan yang ingin pindah kantor ke sana (The Shard)," kata jurus bicara Southwark Council, Peter John kepada CNBC.
Dua restoran lagi rencananya akan dibuka di menara tersebut tahun ini, bersamaan dengan peresmian hotel sebanyak 19 lantai menjelang tutup tahun.
Jika dibandingkan dengan menara tinggi lainnya di London, contohnya Centre Point di West End, London, sampai saat ini tingkat okupansinya memang tidak pernah penuh sejak dibangun 1960 silam. Gedung tersebut hanya terisi sekitar 40-60% saja setiap tahunnya.
Salah satu juru bicara pemilik menara setinggi 310 meter ini, Sellar Property Group, mengkonfirmasi bahwa sebagian besar lantai di menara tertinggi ini tidak digunakan meski setahun sudah berlalu sejak perayaan pembukaannya yang mewah di 2012.
The Shard yang didesain oleh arsitek Italia, Renzo Piano, bisa dibilang kota vertikal ketimbang sebuah gedung biasa. Sebuah perusahaan investasi asal Qatar memberi sokongan dana US$ 3 miliar (Rp 30 triliun) untuk membangun gedung yang terletak di sebelah selatan Sungai Thames ini, berseberangan dengan distrik finansial kota London.
Namun hingga saat ini, lima lantai termasuk satu lantai khusus restoran yang benar-benar dipakai sehari-hari di menara tinggi tersebut. Keenam lantai tersebut merupakan area yang bebas dimasuki publik untuk melihat-lihat.
Atas alasan keamanan, pemilik gedung tidak mau berkomentar banyak siapa saja yang akan menempati perkantoran dan apartemen mewah di gedung tersebut nanti. Begitu juga alasan mengapa gedung tersebut sudah satu tahun tak ada yang menempati.
Otoritas gedung di kota berdirinya The Shard, Southwark Council, mengaku tidak khawatir akan hal tersebut. Southwark Council percaya popularitas menara tersebut tetap tinggi dan akan mulai dipenuhi penyewa dalam waktunya nanti.
"Kami percaya The Shard akan sukses mengisi penuh ruang perkantorannya, sekarang ini masih terlalu cepat dari jadwal. Saya memang belum melihat ada perusahaan yang ingin pindah kantor ke sana (The Shard)," kata jurus bicara Southwark Council, Peter John kepada CNBC.
Dua restoran lagi rencananya akan dibuka di menara tersebut tahun ini, bersamaan dengan peresmian hotel sebanyak 19 lantai menjelang tutup tahun.
Jika dibandingkan dengan menara tinggi lainnya di London, contohnya Centre Point di West End, London, sampai saat ini tingkat okupansinya memang tidak pernah penuh sejak dibangun 1960 silam. Gedung tersebut hanya terisi sekitar 40-60% saja setiap tahunnya.
0 komentar