10 Tempat Wisata di Timor Leste yang Wajib Dikunjungi (East Timor)

By andrewchristianjr - Wednesday, July 08, 2020

Untuk kamu yang gemar menambah cap di paspor, ada destinasi keren yang tak jauh dari Indonesia. Negara tetangga Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menawarkan pesona pariwisata yang luar biasa. Tujuan wisata Timor Leste antara lain jelajah alam, aktivitas belanja, dan situs religi. Titik menyelam di perairan Timor Leste juga semakin populer di kalangan wisatawan mancanegara.

Waktu terbaik mengunjungi Timor Leste adalah pada musim kering, yaitu mulai April hingga Oktober. Iklim di Timor Leste hampir sama dengan wilayah Indonesia Timur lainnya, dengan suhu yang cukup tinggi dan udara yang lembab. Namun begitu, ada sebagian tempat wisata yang terkenal dengan kesejukannya. Menarik, kan? 

Berikut 10 destinasi wisata Timor Leste yang harus kamu kunjungi.

1. Situs Patung Yesus Terbesar Ketiga di Dunia, Cristo Rei 

Hampir 97% penduduk Timor Leste menganut agama Katolik Roma, sehingga situs religi mudah ditemukan di negara ini. Cristo Rei di Dili adalah patung Yesus yang dihadiahkan oleh Pemerintah Indonesia kepada masyarakat Timor Timur pada tahun 1996 (saat itu masih menjadi provinsi). Dengan tinggi 27 meter, patung ini tampak elok dipandang dari kejauhan maupun dari dekat.

Image credit: @turismodetimor
Meskipun kamu bukan penganut Katolik, berjalan-jalan ke atraksi wisata dengan nama lokal ‘Kristus Raja Dili’ ini tidak ada salahnya. Selain berolahraga (kamu harus naik 500-an anak tangga untuk mencapai puncak), pemandangan lepas pantai dari Semenanjung Fatucama sungguh menakjubkan. Hamparan laut biru bisa jadi latar belakang selfie-mu. Dijamin teman-temanmu akan iri!

2. Menyelam atau Memancing, Bisa Dilakukan di Pulau Atauro

Image credit: @alivaughton
Masyarakat Timor Leste gemar menghabiskan akhir pekan atau liburan umum di Pulau Atauro. Dekat dengan Dili, pulau ini merupakan tempat bersantai karena udaranya yang lumayan sejuk. Selain itu, kekayaan biota lautnya mengundang para wisatawan untuk diving.
Kamu juga tidak perlu menyelam terlalu dalam untuk melihat terumbu karang yang masih alami. Perairan yang bening memungkinkan kamu berenang santai sambil memandangi ikan-ikan karang yang unik.
Keragaman ikan dan ekosistem Pulau Atauro yang sangat terjaga juga mengundang turis untuk memancing di sini. Lihat saja ikan tuna ‘dog tooth’ seberat 30 kilogram di atas. Menggiurkan banget!

3. Mendalami Budaya Lokal di Pasar Tais   

Image credit: @kay.no93
Kain ‘Tais’ yang berwarna-warni ini tidak hanya sedap dipandang, tapi juga menyimpan berbagai filosofi mendalam. Pada zaman dahulu, corak pada kain Tais menyiratkan status sosial. Di samping itu, kain Tais pernah menjadi metode pertukaran layaknya mata uang, yang digunakan untuk ‘membeli’ hewan ternak. Maka dari itu, para perempuan di pedesaan Timor Leste harus memiliki kemampuan menenun kain Tais agar bisa mendukung keberlangsungan hidup keluarganya.
Berkunjung ke Pasar Tais untuk membeli kain dan melihat sendiri proses tenun menjadi aktivitas wisata yang tidak boleh kamu lewatkan. Saat ini produk kain Tais sudah bervariasi, seperti selendang, tas, atau pakaian jadi. Tidak perlu menawar, rata-rata harga barang di Pasar Tais cukup terjangkau, kok. Hitung-hitung membantu perekonomian masyarakat Timor Leste.

4. Menyusuri Jejak Sejarah di Pemakaman Santa Cruz

Image credit: @robinlewisphotography
Pada tanggal 12 November 1991, terjadi peristiwa berdarah yang disebut dengan Insiden Santa Cruz. Kejadian ini merupakan awal mula dari kemerdekaan Provinsi Timor Timur menjadi negara Timor Leste. Para korban insiden tersebut dimakamkan di Pemakaman Santa Cruz yang berada di pusat kota Dili.
Meskipun memandangi kuburan yang berimpitan mungkin membuat bulu kudukmu berdiri, namun makam-makam di sini cukup unik dan semarak. Warna dan propertinya tergolong meriah, mengingatkan kita pada film animasi ‘Coco’. Mampir sejenak untuk mengambil pelajaran berharga dari sejarah yang kelam, boleh juga.

5. Destinasi Liburan untuk Refreshing, Pemandian Air Panas Marobo

Image credit: @7ennifer_tl
Setelah mengeksplorasi wisata di seputar kota Dili, kamu bisa beranjak ke Maliana yang berada di ujung barat Timor Leste. Selama empat jam perjalanan, kamu akan disuguhi pemandangan sawah dan pepohonan yang rimbun. Ketika udara semakin dingin, artinya kamu sudah mendekati Marobo. Ada dua tempat yang harus kamu singgahi di Marobo, pemandian umum dan sumber air panas yang alami. Letaknya berdekatan, kok!
Terdapat tiga kolam renang di pemandian Marobo yang berbeda warna. Kolam berwarna biru berisi air panas yang ditampung langsung dari sumbernya di gunung. Setibanya di Marobo, kamu bisa melepas lelah di kolam ini – namun jangan terlalu lama, ya. Kolam berwarna putih berisi air dingin dan bercampur kapur. Sedangkan kolam berwarna hijau adalah favorit para turis karena kehangatan airnya pas untuk berendam.

6. Gunung Ramelau, Pengalaman Mendaki yang Memukau

Image credit: @brianoh11
Gunung Ramelau dengan tinggi 2986 mdpl adalah puncak tertinggi di kawasan Timor Leste. Para wisatawan bersemangat menanti matahari terbit di sini. Saat awan yang menyelimuti perbukitan tersibak hangatnya sinar mentari, sungguh pemandangan yang menakjubkan!
Untuk mendaki Gunung Ramelau, kamu harus memulai perjalanan dari Desa Hatubuilico, yang berjarak sekitar tiga jam dari Dili. Sesampainya di puncak, ada patung Virgin Mary setinggi tiga meter yang dijadikan tempat untuk memanjatkan doa. Pada hari-hari besar keagamaan Katolik, dapat dipastikan Gunung Ramelau dipadati oleh para peziarah.

7. Mengenal Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Nino Konis Santana

Image credit: Website Resmi Pariwisata Timor Leste
Wisata Timor Leste satu ini mencakup area seluas 1,236 km yang terdiri dari Gunung Paitchau, Danau Ira Lalaro, dan Pulau Jaco. Taman Nasional Nino Konis Santana merupakan rumah bagi berbagai burung langka seperti kakatua-kecil jambul-kuning, merpati-hijau timor, merpati-kaisar timor, dan gelatik timor. Selain itu, tercatat lebih dari 200 spesies hewan tinggal di sini, termasuk rusa, monyet, dan masih banyak lagi. Sudah terbayang serunya trekking di sini, dong?

Desa-desa di sekeliling wilayah konservasi alam ini juga layak dikunjungi. Terdapat berbagai bangunan sakral dan bersejarah, yang membuat acara jalan-jalanmu semakin mengasyikkan. Untuk lebih amannya dalam menjelajah Taman Nasional Nino Konis Santana ini, memang sebaiknya kamu menggunakan tour agent, sekaligus dengan kunjungan ke Pulau Jaco.

8. Pulau Jaco yang Seindah Raja Ampat

Image credit: @adventure.traveler.peter
Puas trekking, menyeberanglah ke Pulau Jaco yang masih menjadi bagian dari Taman Nasional Nino Konis Santana. Pulau seluas 11 kilometer ini tidak boleh dihuni oleh manusia karena memang dijaga untuk konservasi alam. Alhasil, Pantai Tutuala dan sekitarnya masih sangat asri dan bebas sampah.
Pada dasarnya akses ke titik ini cukup sulit. Kamu hanya punya dua pilihan: ikut trip yang disediakan oleh tour agent (karena mereka menyediakan kendaraan khusus untuk perjalanan darat); atau ‘ngeteng’ angkutan umum dari Dili yang membutuhkan waktu cukup lama, dilanjutkan dengan ikut kapal nelayan. Akan tetapi, letihmu akan terbayarkan dengan sepinya pantai dan laut – yang membuatmu serasa berada di pulau pribadi. Maka dari itu, wisatawan mancanegara tak merasa menyesal membayar mahal untuk pengalaman mengesankan ini.

9. Menjejaki Peninggalan Portugis di Penjara Ai Pelo

Image credit: @yudsyohanes
Pernah dijajah Portugis dalam jangka waktu yang cukup lama, banyak bangunan peninggalan Portugis masih menghiasi wilayah Timor Leste. Salah satunya puing penjara Ai Pelo yang dekat dengan Laut Sawu. Dulunya penjara untuk narapidana politik ini memiliki ruang bawah tanah. Namun setelah banjir besar pada tahun 1939 yang merusak sebagian besar bangunan, penjara ini tidak digunakan lagi.

10. Mengecap Keindahan Danau di Bukit Tasi Tolu

Image credit: @chindyc8
Berjarak hanya 8 km dari kota Dili, ada sebuah tempat bernama Tasi Tolu yang berarti ‘Tiga Perairan’. Di puncak bukit Tasi Tolu berdiri megah patung Paus Paulus Yohanes II sebagai bentuk penghormatan atas kunjungan beliau pada tahun 1989. Wisatawan bisa melakukan trekking selama kurang lebih 30 menit untuk mencapai pucuk bukit. Dari atas, mata akan dimanjakan dengan hamparan lahan basah yang terdiri dari beberapa danau di satu sisi, dan laut dangkal di sisi yang lain. Luar biasa!
Danau utama di Tasi Tolu akan berwarna kemerahan pada waktu tertentu – kemungkinan disebabkan oleh pengaruh ganggang merah. Ada beragam mitos yang berhembus berkenaan dengan warna merah tersebut. Well, apapun yang berada di baliknya, pemandangan ini sungguh tiada duanya


SUMBER 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar