10 Fakta Sejarah Perayaan Halloween

By andrewchristianjr - Monday, October 25, 2021

 Indonesia pada dasarnya tidak menganggap Halloween sebagai hari raya. Bahkan, dengan berbagai takhayul dan sejarah kelam yang melingkupinya, Indonesia menolak perayaan tradisional tersebut dan mencapnya sebagai salah satu hari "pemujaan setan"! Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa titik di Indonesia nampak menggunakan tema Halloween sebagai keseruan liburan menjelang akhir tahun.

Apa itu Halloween? Mengapa Halloween amat erat dengan konsep mistis? Dan, kenapa harus labu dan permen? Ternyata, berbagai aspek perayaan Halloween pun memiliki sejarahnya sendiri. Inilah fakta-fakta mengenai sejarah perayaan tradisional Halloween.


1. Samhain, hari raya kaum pagan dan cikal bakal Halloween

Awal mula tradisi Halloween dapat ditelusuri dari sejarah kaum Kelt, bangsa pagan yang mendiami Britania Raya dan Prancis Utara sejak 2.000 tahun yang lalu. Menurut kalender Gael yang mereka pakai, tahun baru jatuh pada 1 November, sementara pada 31 Oktober, kaum Kelt merayakan perayaan Samhain/Calan Gaeaf.

Samhain yang berarti "Akhir Musim Panas" menandakan akhir kehangatan musim panen dan awal dinginnya musim salju yang juga dianggap sebagai musim "kegelapan dan kematian". Oleh karena itulah, Halloween memiliki perpaduan warna oranye (yang menggambarkan musim panen) dan hitam (yang melambangkan kematian).

Menurut takhayul kaum Kelt, dunia orang hidup dan orang mati bersatu pada saat Samhain. Bukan menyeramkan, kaum Kelt menyambut kedatangan peri dan arwah - yang mereka kenal sebagai Aos si - ke Bumi sebagai "peramal masa depan". Agar tidak diganggu, mereka memakai kostum dari kulit dan kepala hewan dan meninggalkan makanan sebagai sesajen di depan pintu.


2. Nama "Halloween" yang sebenarnya berasal dari "All Hallows' Eve"

Dari paganisme, Halloween ternyata lekat dengan paham kekristenan zaman dulu. Menurut sejarah, sekitar awal abad ke-7, Paus Bonifasius IV mengumumkan 13 Mei sebagai "Hari Raya Martir & Orang Suci". Sejak abad ke-9, paham kekristenan telah menyebar di Britania Raya dan bercampur dengan paganisme yang ikut merayakan Hari Arwah pada 2 November.

Pada pertengahan abad ke-9, Paus Gregorius IV kemudian memindahkan hari raya tersebut dari 13 Mei ke 1 November, bertepatan dengan Samhain, sehingga 31 Oktober dikenal sebagai All Hallows' Eve atau "Malam Orang Kudus". Ketiga hari raya tersebut kemudian disebut "Allhallowtide" atau "Hallowmas".

Pada akhir abad ke-12, perayaan Allhallowtide pun menjadi ritual keagamaan di benua Eropa. Lalu, kenapa bisa jadi "Halloween"? Pada abad ke-16, All Hallows' Eve lebih populer dengan nama Hallows E'en. Nama tersebut kemudian diperpendek pada abad ke-18 menjadi... Betul, Halloween yang kita kenal sekarang.


3. Kelaparan Besar Irlandia, awal Halloween masuk ke Negeri Paman Sam

Tetangga jauh Britania Raya, Amerika Serikat (AS) ternyata juga memiliki festival yang sama untuk menghormati arwah, yaitu dengan berpesta, menceritakan kisah seram, meramal masa depan, dan kegiatan seru lainnya.

Tidak dirayakan oleh kaum Puritan di kawasan Inggris Baru (Maine, Vermont, New Hampshire, Massachusetts, Connecticut, dan Pulau Rhode), Halloween dirayakan sebagian besar oleh pemeluk Anglikanisme dan Katolik di kawasan AS selatan serta negara bagian Maryland.

Menjamurnya perayaan Halloween di AS berawal dari masa kelaparan besar di Irlandia pada 1845 karena gagal panen kentang yang memaksa lebih dari 1,5 juta penduduk Irlandia bermigrasi ke Negeri Paman Sam. Tentu saja, mereka pun ikut membawa tradisi Halloween ke AS. Bercampur lagi dengan tradisi AS yang hingar bingar, maka Halloween pun menjadi festival yang kita kenal saat ini!


4. Lomba makan apel saat Halloween berasal dari tradisi Romawi Kuno

Ternyata, salah satu kegiatan di festival Halloween dan Samhain dapat ditelusuri dari kebudayaan Romawi Kuno yang menduduki wilayah kaum Kelt sejak 43 Masehi. Kalau menurut kalender Katolik 2 November adalah Hari Raya Arwah, maka menurut mitologi Romawi Kuno, tanggal tersebut adalah hari raya dewi kesuburan dan buah, Pomona, yang disimbolkan dengan memakan buah apel.

Sempat mengalami penurunan pada abad ke-18, aktivitas makan apel tersebut mengalami pergeseran makna di Britania Raya dan AS saat dibawa melalui imigrasi besar-besaran rakyat Irlandia. Bukan sebagai penghormatan pada dewi, mereka melakukannya untuk cari jodoh dengan cara menggigit apel dengan nama orang yang kamu suka!

Tapi, harus berhasil sekali gigit. Kalau tidak, maka bukan jodohmu.


5. Snap Apple, variasi lomba makan apel saat Halloween

Di awal abad ke-20, tradisi lomba makan apel saat Halloween sudah benar-benar bukan mengenai dewi Pomona lagi, melainkan untuk ajang keseruan belaka hingga cari jodoh! Pada saat itulah, lomba bernama snap apple populer di kalangan muda-mudi yang merayakan Halloween di Irlandia dan AS.

Mirip lomba makan kerupuk saat peringatan 17 Agustus, pada ajang snap apple, peserta akan memakan apel yang digantungkan pada tali. Di versi lain, apel tersebut ditancapkan pada tonggak yang di atasnya dinyalakan sebuah lilin. Siapa yang berhasil menggigitnya menang.

Berbagai takhayul pun muncul. Konon katanya, mereka yang berhasil menggigit pertama kali berarti akan segera menikah. Kemudian, para wanita biasanya akan membuang kulit apel, berharap kulitnya akan membentuk inisial nama jodohnya. Lalu, jika bekas gigitan apel tersebut diletakkan di bawah bantal, jodohmu akan muncul dalam mimpi! Mau coba?


6. Abad ke-20, Halloween tidak lagi mengenai hal mistis

Sebenarnya, sejak abad ke-19, Halloween telah mengalami pergeseran makna dari berbau mistis dan keagamaan menjadi tradisi yang berfokus pada kebersamaan dan keluarga. Namun, pada pertengahan abad ke-20, AS menghimbau agar masyarakat AS merayakan Halloween dengan aman bersama keluarga.

Namun, pada 1950an, AS berhasil benar-benar membasmi hal-hal mistis dan kerusuhan yang terjadi akibat Halloween. Sejak angka populasi meroket di kala itu, Halloween jadi lebih identik dengan anak-anak yang merayakannya di sekolah dan rumah.


7. Tradisi trick or treat dan soul cake saat Halloween

Tradisi meminta permen atau melakukan tipuan (trick or treat) pada awalnya dikenal sebagai souling. Sesuai namanya, souling adalah aktivitas berkeliling untuk mengumpulkan kue dengan motif salib yang disebut soul cake. Kue ini juga dikatakan sebagai "sesajen" untuk para Aos si agar tidak mengganggu.

Pada abad ke-13 di Eropa, soul cake amat populer di saat Halloween. Sebagai ganti soul cake, mereka pun akan berdoa demi mereka. Tradisi tersebut kemudian mulai dimanfaatkan oleh para pengemis saat Hari Arwah pada 2 November agar mendapatkan soul cake. Bukan trick or treat, mereka menyerukan bahwa mereka siap berdoa untuk jiwa siapapun yang mau memberi.

Pada 1911, praktik menyamar sebagai hantu untuk meminta permen di AS tercatat pertama kali pada 1911. Namun, frasa "trick and treat" saat Halloween baru naik daun di AS pada 1950an, saat dunia hiburan marak menyuarakan kegiatan minta permen atau dikerjai sebagai trick or treat.

Meskipun sejatinya kegiatan trick or treat berasal dari Britania Raya, nyatanya mereka yang merayakan Halloween di sana tidak memakai frasa trick or treat. Bahkan, di Irlandia, frasa "Help the Halloween Party" lebih populer dari trick or treat (sampai 2000). Lalu, bagaimana frasa tersebut bisa masuk ke Britania Raya? Lewat berbagai program hiburan AS, terutama film fiksi ilmiah "E.T" (1982) karya Stephen Spielberg.


8. Sejarah mengukir labu untuk Halloween, Jack-O-Lantern

Mengukir labu dengan ekspresi menyeramkan dan meletakkan lilin di dalamnya sudah umum untuk tradisi Halloween. Namun, mengapa mereka melakukannya? Ternyata, tradisi tersebut diilhami oleh cerita rakyat kaum Kelt tentang "Jack-o-lantern". Cerita ini pun memiliki berbagai versi tergantung negaranya. Bagaimana ceritanya?

Alkisah, pada zaman dulu, seorang pria bernama Jack suka mengerjai semua orang, termasuk iblis! Oleh karena tingkah usilnya terhadap sesama dan iblis, maka Jack pun ditolak di surga dan di neraka. Kena batunya, iblis pun meledek Jack dengan melempar sebuah bara panas pada Jack agar dapat "menerangi jalannya". Jack pun mengukir umbi-umbian dan meletakkan bara tersebut di dalamnya sebagai lentera.

Awalnya, Jack-o-lantern tidak menggunakan labu, melainkan umbi-umbian seperti bit, kentang, dan ubi yang diberikan lilin untuk mengusir arwah Jack. Namun, setelah bermigrasi di AS, umbi-umbian yang mereka lihat cocok adalah labu, sehingga digunakan hingga saat ini.


9. Kucing hitam dan burung hantu, binatang yang populer saat Halloween

Dekorasi rumah untuk Halloween tidak lepas dari gambar berbagai satwa, terutama kucing hitam, burung hantu, kelelawar, dan tikus. Mengapa kedua hewan menggemaskan tersebut kerap dikaitkan dengan tradisi Halloween?

Mitos "kucing hitam dianggap sebagai pembawa kematian" datang dari masa Wabah Hitam pada abad ke-14, yang menyebabkan populasi kucing di Eropa menurun drastis. Selain itu, pada abad ke-16, saat AS gencar memburu "penyihir wanita", mereka menuduh kucing hitam sebagai jelmaan para penyihir!

Bagaimana dengan burung hantu? Menurut mitos Eropa di Abad Pertengahan, burung hantu kerap dikaitkan dengan kematian. Konon katanya, mendengar cuitan burung hantu saja artinya kematian sudah dekat! Selain itu, sebagai hewan yang aktif di malam hari, burung hantu kerap dikaitkan dengan aktivitas okultisme yang dilakukan para penyihir. Sama seperti kucing hitam, mereka pun dituduh jelmaan penyihir.

Setelah membunuh kucing, ternyata wabah hitam disebabkan oleh menyebarnya virus oleh tikus. Oleh karena itu, selain kenajisan, tikus kerap dikaitkan dengan konsep kematian.

Identik dengan vampir dan penyihir, kelelawar otomatis masuk ke daftar dekorasi Halloween. Sebagai makhluk nokturnal, kelelawar kerap dikaitkan dengan aktivitas penyihir di malam hari. Menurut mitologi Kelt, kelelawar yang keluar dan masuk sarang menjadi tanda bahwa jam penyihir sudah tiba!


10. Fakta menarik: Harry Houdini wafat pada Halloween

Pesulap terkenal asal AS kelahiran Hongaria, Harry Houdini, terkenal karena aksi sulap dan magic-nya saat meloloskan diri dari berbagai perangkap maut yang membuat kita terpana. Namun, bulan Oktober 1926 adalah saat-saat terakhirnya sebagai pesulap kondang selama lebih dari 30 tahun.

Konon katanya, Houdini yang saat itu berusia 52 tahun telah menderita apendisitis setelah menerima tantangan seorang pemuda yang menghantam perutnya. Namun, ia tetap bersikukuh untuk melakukan aksi berbahaya. Pada 31 Oktober 1926, tepat pada hari Halloween, Houdini meregang nyawa setelah menderita peritonitis dan apendisitis.

Konon, mengingat kata terakhir mendiang suami, istri Houdini, Beatrice "Bess" Houdini, melakukan ritual pemanggilan arwah selama 10 tahun sejak 31 Oktober 1927, dan terus gagal sampai akhirnya berhenti. Ritual tersebut kemudian dilanjutkan oleh para penggemar Houdini setiap Halloween hingga saat ini!


SUMBER

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Goyas Casino | Agen Judi Online, Live Casino, Poker,
    The official 22 bet website 가입시 꽁머니 환전 of 토토먹튀 Goyas Casino. Get information about slot 뜻 its casino games, promotions 윈윈 벳 먹튀 and promotions and other entertainment.

    ReplyDelete