Suhu Panas Ekstrim Meningkat 5 Kali di Seluruh Dunia
By andrewchristianjr - Sunday, February 17, 2013
Di bagian Eropa, Afrika dan Asia Selatan sejumlah catatan cuaca bulanan meningkat bahkan dengan sepuluh faktor. Delapan puluh persen catatan bulanan yang diamati tidak akan terjadi tanpa pengaruh manusia terhadap iklim. Beberapa dekade terakhir, bumi telah memecahkan rekor gelombang panas di berbagai belahan dunia. Gelombang terpanas sejak pengukuran yang memadai dimulai pada abad ke-19, di sini menunjukkan bahwa di seluruh dunia jumlah wilayah lokal telah memecahkan rekor suhu ekstrem bulanan dengan nilai rata-rata lima kali lebih besar daripada iklim yang diharapkan tanpa pemanasan jangka panjang. Hasil riset ini dipublikasikan secara resmi pada Jurnal Climatic Change, edisi Januari 2013.
Hal ini berarti rata-rata ada 80 persen kemungkinan bahwa rekor panas terbaru yang terjadi setiap bulan disebabkan adanya perubahan iklim. Perbedaan regional yang besar ada di sejumlah record yang dianalisis. Catatan iklim panas yang berhubungan dengan gelombang panas berkepanjangan, meningkat lebih dari sepuluh kali lipat di beberapa daerah benua termasuk Eropa, Afrika, Asia Selatan dan Amazonia.
Secara keseluruhan, angka-angka dengan rekor tertinggi yang kuantitatif sesuai dengan yang diharapkan pada tren pemanasan global. Selain itu, peneliti menemukan bahwa catatan yang diamati pada klaster tampak berjalan lancar seiring waktu. Dalam skenario pemanasan global, tahun 2040 diprediksikan adanya sejumlah record panas bulanan secara global, dan menjadi 12 kali lebih tinggi pada iklim tanpa pemanasan jangka panjang.
Perubahan iklim
ini didedikasikan untuk keseluruhan masalah variabilitas iklim dan
perubahannya, dan implikasi adanya interaksi diantara keduanya. Tujuan
penelitian ini untuk memberikan sarana pertukaran antara peneliti dalam
disiplin ilmu yang berbeda pada masalah yang berkaitan dengan variasi
iklim. Dalam beberapa dekade terakhir gelombang panas menghantam Bumi
dan belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya di Amerika Serikat pada tahun 2012, di Rusia pada tahun 2010, di Australia pada tahun 2009, dan di Eropa pada tahun 2003. Suhu panas
yang ekstrem menyebabkan banyak kematian, kebakaran hutan dan kerugian
panen, masyarakat dan ekosistem tidak menyesuaikan diri hingga
menimbulkan rekor suhu panas tertinggi.
Studi
baru ini berdasarkan pada data suhu bulanan selama 131 tahun di lebih
dari 12,000 titik grid seluruh dunia yang disediakan oleh NASA.
Para peneliti mengembangkan sebuah model statistik yang kuat untuk
menjelaskan lonjakan jumlah record sebagai akibat dari tren pemanasan global jangka panjang. Lonjakan tersebut sangat tinggi selama 40 tahun terakhir, karena tren pemanasan global selama periode ini.
Jika
pemanasan global terus terjadi, catatan bulanan akan 12 kali lebih
tinggi dalam 30 tahun karena tanpa perubahan iklim. Sekarang ini tidak
berarti akan ada 12 kali lebih panas pada musim panas di Eropa. Catatan
baru nantinya akan ditetapkan pada tahun 2040 dan tidak akan menjadikan
standar suhu panas hari ini. Suhu panas hari ini diperkirakan akan
mengalahkan catatan panas pada tahun 2020 dan 2030, yang sudah pasti
akan menjadi lebih panas daripada apa pun yang pernah dialami. Dan ini
hanya catatan rata-rata secara global, sementara di beberapa daerah
lainnya peningkatan catatan baru akan semakin besar.
Statistik
tidak dapat menginformasikan penyebab dari setiap gelombang panas
tunggal, tetapi menunjukkan peningkatan yang besar dan sistematis dalam
jumlah catatan suhu panas akibat pemanasan global. Peningkatan ini
sangat besar, sehingga catatan bulanan akibat perubahan iklim dan ulah
manusia, sementara sebagian kecil terjadi secara alami.
2 komentar
wew, jadi takut
ReplyDeleteKira2 50 tahun lagi bagaimana nasib bumi?? Jika dilihat dari gambarnya, Indonesia masih berkutat di 35 derajat. Lumayan panas tuh..
ReplyDelete