Perayaan tahun baru Imlek merupakan
perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di
hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di
penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (十五冥 元宵节) di tanggal
kelima belas (pada saat bulan purnama).
Adat dan tradisi perayaan tahun baru
Imlek ini sangat beragam, namun terdapat beberapa kemiripan seperti
perjamuan makan malam dan penyulutan petasan. Berikut kami rangkum 5
mitos tentang hari raya Imlek, sebagai berikut :
1. Nian
Nian diceritakan sebagai asal muasal hari
perayaan Imlek ini. Nian diceritakan sebagai seekor hewan buas seperti
singa namun tubuhnya bersisik emas. Nian ini setiap tahun sekali datang
ke sebuah desa dan memakan apa saja yang ditemuinya, termasuk manusia.
Oleh karena itu, penduduk desa meletakan
makanan di depan pintu rumahnya sebelum kedatangan Nian. Namun pada saat
Nian tersebut datang, ada beberapa anak kecil yang sedang bermain.
Anehnya Nian tersebut tidak mengejar anak yang memakai baju berwarna
merah dan secara tidak sengaja mereka menyalakan petasan, lalu Nian
tersebut berlari ketakutan.
Dari cerita tersebut, muncullah perayaan
berupa hari raya Tahun Baru dengan memakai baju merah, menyalakan
petasan, dan adanya acara Barongsai.
2. Tradisi Menyapu
Di beberapa daerah, terdapat tradisi
untuk tidak menyapu pada hari Imlek karena dipercaya bila menyapu maka
nasib baik juga ikut tersapu. Lantai dapat disapu kembali setelah hari
Tahun Baru dengan cara menyapu dari pintu kemudian ke ruang tengah, lalu
debu dan sampah ditempatkan di sudut rumah. Sampah tersebut tidak boleh
diambil atau dibuang sampai hari kelima Imlek.
Jika dalam proses menyapu tersebut,
ternyata tidak sengaja menyapu kotoran keluar melewati pintu, maka
dipercaya keluarga jauh akan tersapu (tersingkirkan atau bernasib buruk)
3. Empat
Pada hari Imlek semua orang harus berkata
sopan atau tidak berkata dengan menggunakan bahasa kotor, bahkan kata
“empat” (Ssu), yang bisa berarti kematian, juga tidak boleh diucapkan.
Pada hari Imlek juga dilarang bercerita
tentang hantu, karena dapat membuat ketakutan dan kesialan. Segala
sesuatunya harus menuju perubahan yang lebih baik di tahun berikutnya.
4. Pisau dan Garpu
Penggunaan pisau dan garpu pada perayaan
Imlek di beberapa daerah sangat dilarang . hal tersebut dipercaya dapat
memotong keberuntungan di tahun berikutnya. Ketika memakan makanan
disarankan menggunakan sumpit dan sendok.
Setiap orang yang ada di rumah harus
menyambut tamu yang datang ke rumah, bahkan ketika anggota keluarga
sedang sakit. Hal ini juga dipercaya dapat membawa keberuntungan untuk
semua keluarga.
5. Jeruk
Pada hari Imlek berbagi buah jeruk
merupakan suatu tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu. Jeruk dalam
bahasa Mandarin “Chi Zhe 橘子, chi berarti rejeki dan zhe berarti buah.
Jadi pemaknaan buah jeruk yaitu sebagai buah pembawa rejeki.
Selain itu, warna jeruk yang orange atau
jingga juga dianggap sebagai perlambang emas yang berarti uang. Dan buah
jeruk ini pada zaman dahulu hanya disediakan untuk para pejabat di
pengadilan China kuno.
0 komentar