Sebagai pengagum arsitektur, tak bisa kupungkiri bahwa bangunan-bangunan terindah di kebanyakan adalah bangunan yang dibangun dengan kearifan lokal turun-temurun. Bukannya rumah bergaya modern minimalis nggak keren sih. Cuma rumah-rumah tradisional ini kayaknya lebih perlu dilestarikan.
Berikut ini adalah 5 Rumah Tradisional Terindah di Dunia :
1. Rumah Tradisional Jepang
Rumah
tradisional Jepang memang salah satu rumah tradisional paling digemari
di dunia. Bahkan gaya ini populer di dunia Barat sebagai gaya arsitektur
“Zen” yang dapat dengan mudah dikombinasikan dengan gaya minimalis.
Rumah tradisional Jepang terdiri dari beberapa ruangan utama, yaitu
washitsu, genkan, dapur dan washiki (toilet). Desain rumah Jepang ini
pasti tak asing lagi buat kalian penggemar anime.
Washitsu
adalah ruang serba guna yang beralaskan tatami (tikar dari anyaman
jerami). Washitsu ini dapat bermanfaat sebagai ruang keluarga, ruang
belajar, dan waktu malam berubah menjadi kamar tidur (bayangin saja
kamarnya Nobita). Nah, di ruangan ini juga terdapat “oshiire”, yaitu
lemari besar berpintu geser tempat menyimpan barang-barang (misalnya
kasur). Ciri khas rumah Jepang selain tatami adalah digunakannya pintu
dorong yang terbuat dari kayu dan kertas. Pintu dorong ini dibedakan
menjadi dua, yaitu “fusuma” yang dapat ditembus cahaya dan “shoji” yang
tidak dapat ditembus cahaya.
Genkan
adalah koridor tempat penghuni rumah atau tamu masuk dan melepas sandal
mereka. Memang orang Jepang punya kebiasaan unik melepas sandal mereka
sebelum masuk rumah. Sampai-sampai aku ingat pernah ada film kartun yang
meledek kebiasaan ini. Ceritanya Godzilla sewaktu keluar dari air dan
akan mengamuk di kota, masih sempat-sempatnya copot sandal dulu. Ada-ada
saja, padahal aslinya kebiasaan ini bertujuan agar tatami tidak mudah
rusak.
Di
pinggir rumah terdapat lorong dengan lantai kayu yang disebut “roka”.
Selain itu, umumnya rumah tradisional Jepang jarang memiliki kamar
mandi. Bukan karena orang jepang jarang mandi lho, tapi karena mereka
lebih senang mandi di tempat pemandian umum (sento). Hmm…tapi tetep
cowok sama cewek misah yaaaaa. Keenakan elo entar kalo gabung.
Taman
bergaya Jepang juga unik. Taman Jepang umumnya asimetris dan memiliki
tiga unsur utama, yaitu air (melambangkan kesucian dan kehidupan),
tanaman (melambangkan keabadian), dan batu (melambangkan alam).
Dan ini adalah taman Jepang bergaya zen yang lebih simple tapi “dapet” banget.
2. Rumah Gadang
Rumah
Gadang adalah rumah tradisional suku Minangkabau. Hingga sekarang,
rumah tradisional ini masih lestari di daerah Sumatra Barat. Kata
“gadang” sendiri berarti “besar”. Rumah ini disebut juga rumah Bagonjong
karena bentuk atapnya yang meruncing (bergonjong).
Rumah
gadang disebut juga rumah Baanjung karena pada sayap kanan dan kiri
rumah terdapat ruang yang disebut anjuang (anjung). Ruang anjung
berfungsi sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan
kepala adat. Berdasarkan ada tidaknya penopang pada bagian anjung ini,
rumah gadang dibedakan menjadi dua gaya arsitektur, yaitu “Bodi-Chaniago” yang tidak memakai tongkat penyangga di bawahnya dan “Koto-Piliang” yang
memakai tongkat penyangga. Rumah ini seluruhnya terbuat dari
kayu/bambu. Di halaman rumah gadang biasanya ada dua bangunan yang
disebut “rangkiang”, fungsinya sebagai lumbung padi. Dindingnya dihiasi
ukiran warna-warni bermotif geometris ataupun motif floral sesuai ajaran
Islam.
3. Rumah Joglo Kudus
Di
antara rumah-rumah Joglo yang ada di Indonesia (khususnya di Jawa),
rumah adat Kudus-lah yang dapat dianggap paling indah. Rumah adat joglo
ini biasanya seluruhnya terbuat dari kayu jati yang dipasang dengan
sistem knock-down (tanpa
paku), membuat rumah jenis ini tahan gempa. Interior rumah ini
diperindah dengan seni ukir campuran gaya Hindu, Persia (Islam), Cina,
dan Eropa. Ruang utama umumnya ditopang dengan empat pilar kayu (soko
guru) yang sarat makna filosofis. Pilar-pilar ini menopang balok-balok
kayu penyangga atap yang disusun bertumpang, disebut tumpang sari.
Soko
guru terindah di Indonesia menurutku dimiliki oleh keraton Kasultanan
Yogyakarta dengan warna dominan hitam bercampur emas-nya.
Bagian pertemuan atap (pencu) juga diberi hiasan yang disebut “wuwungan”.
Rumah
joglo terdiri atas 3 bagian, yaitu pendhapa, pringgitan, dan dalem
(ruang dalam). Pendhapa adalah bagian teras depan yang tidak memiliki
dinding (terbuka). Makna filosofisnya adalah orang Jawa selalu bersikap
ramah dan terbuka pada setiap tamunya. Pringgitan adalah ruang tengah di
antara pendhapa dan dalem yang lebar dan tertutup, berfungsi untuk
pertunjukan wayang (ringgit) saat ruwatan. Sementara itu ruang paling
dalam disebut “dalem” sebagai ruang pribadi keluarga. Selain itu
terdapat pula “krobongan” sebagai ruang untuk menyimpan barang pusaka
dan “pawon” untuk memasak dan kamar mandi.
Salah
satu hal yang memperindah rumah joglo adalah hiasan gebyok-nya. Sayang
sekarang untuk mendapatkan suasana khas Jawa dengan gebyok menghiasi
rumah dibutuhkan kocek yang tidak sedikit.
Mendiang
nenekku dulu punya rumah joglo. Bahkan sampai kelas 5 SD aku masih
tinggal di sana (sayang sekarang sudah dirubuhin terus warisannya
dibagi-bagi). Pembagian ruangnya juga pas banget sama teori di atas, ada
pendapa, pringgitan, ama dalem. Kamar
mandinya juga misah dan ada di belakang (agak serem kalo mau pipis
malem2, biasanya nggak berani hehehe). Di bagian halaman aku juga masih
ingat ada belimbing, pandan, dan melati. Ternyata semuanya ada artinya
lho. Pohon belimbing melambangkan 5 rukun Islam, pandan sebagai simbol rejeki yang harum (baik/halal), dan melati sebagai lambang kesucian. Duh, kangen sama rumah joglo nenek.
4. Kuil Buddha (Wat) Thailand
Kuil
Buddha di Thailand atau disebut “wat” dalam bahasa setempat, juga
memiliki ciri khas tersendiri. Bagian atapnya umumnya tersusun
bertingkat dengan dekorasi menggambarkan naga atau garuda pada pucuknya.
Kuil-kuil di Thailand juga umumnya memiliki detail warna-warni dengan
warna dominan emas. Tak usah bicara panjang lebar, silahkan langsung
lihat gambar-gambarnya!
5. Rumah Bergaya Victoria
Rumah
bergaya Victoria booming pada masa pemerintahan Ratu Victoria
(1837-1901). Yap, rumah jenis ini memang banyak dijumpai di Amerika
Serikat, walaupun aslinya berasal dari Inggris. Deretan rumah-rumah tua
bergaya Victoria hingga kini masih dapat dilihat di San Fransisco. Ciri
khasnya adalah dinding yang ditutupi wallpaper berpola burung atau alam.
Furniture-nya memiliki ornamen floral berupa gulungan daun, bunga,
ataupun anggur. Tapi jujur menurutku yang membuatku rumah bergaya
Victoria tampak indah adalah “gable” atau hiasan pada bagian depan
rumah.
Rumah jenis ini juga memiliki loteng dan cupola,
yaitu bagian mirip menara yang berfungsi untuk pencahayaan. Selain itu,
ciri khas lain adalah jendela berdaun dua yang disebut jendela teluk (bay window).
Material yang digunakan umumnya kayu, tapi tak jarang ada yang terbuat
dari batu bata kemudian dilapisi kayu agar tetap terkesan romantis.
Aku dengar ada perumahan di Jakarta yang menerapkan rumah-rumah bergaya
Victoria. Hmm…jadi berasa di film-film Hollywood. Ini beberapa foto
rumah tua bergaya Victoria.
1 komentar
bener bgt, rmh tradisional memang tdk kalah dgn rmh modern...
ReplyDeleteselain unik jg punya nilai artistik yg tinggi..!!!