Satu tempat yang hampir selalu dijumpai di kebanyakan gunung adalah apa yang disebut sebagai daerah yang menyerupai suasana pasar. Kalau di gunung Merapi disebut sebagai pasar bubrah. Di gunung Slamet dan gunung Sumbing juga di gunung Bawakaraeng disebut sebagai pasar setan. Di beberapa gunung lain pun akan selalu ada fenomena yang sama.
Pasar setan juga ada di tengah hutan Sulawesi Selatan, tepatnya di
antara Gunung Lompo Battang dan Gunung Bawakaraeng. Konon, siapa yang
kemping di sana bakal mendengar keramaian layaknya suasana pasar di
malam hari. Pasar setan atau biasa dikenal masyarakat setempat dengan
nama Pasar Anjaya sudah terkenal dikalangan para pendaki. Sebenarnya itu
adalah suatu kawasan hutan yang luas dan punya panorama indah. Tapi
mitos yang beredar, jadi bumbu tersendiri untuk pendakian Anda ke sana.
_________________________________________________________________________________________________
Fenomena keberadaan pasar setan atau pasar bubrah sebenarnya telah
banyak dikenal oleh penduduk setempat atau para pendaki gunung. Terlepas
dari unsur mistis yang menaungi keberadaan pasar setan ini, maka
sebenarnya dapat juga ditelaah secara lebih realistis.
Lokasi Keberadaan Pasar Setan
Rute sebuah jalur pendakian di suatu gunung biasanya dipilih berupa
medan yang mudah dengan jalur yang tidak terlalu curam. Dalam hal
seperti ini kadang ada satu jalur yang akan melewati punggung suatu
bukit dengan kondisi yang agak datar. Daerah seperti ini biasanya akan
dilewati pendaki sekaligus terkadang dipilih untuk tempat peristirahatan
sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak. Daerah punggung
bukit inilah yang secara alami umumnya menjadi lokasi keberadaan pasar
setan. Punggung bukit ini yang sering berupa bentangan menyerupai
lapangan yang relatif datar. Dengan demikian lokasi seperti ini cocok
juga untuk dijadikan tempat mendirikan kemah dengan menggunakan
perlindungan dari semak-semak atau batu besar supaya terhindari dari
angin kencang yang bertiup.
Karakteristik lain yang merupakan ciri-ciri pasar setan adalah daerah
ini sudah tidak lagi memiliki banyak pepohonan tinggi dan berbatang
besar. Pada daerah ini hanya tinggal semak-semak perdu dengan ketinggian
kurang dari dua meter. Dengan demikian angin sangat terasa sekali
mengenai tubuh manusia yang sedang berada di daerah ini.
Pada lokasi punggung bukit seperti ini hampir selalu dipastikan pada
waktu malam merupakan tempat angin bertiup kencang. Angin malam biasanya
akan bertiup dari bawah melewati lereng-lereng secara cepat. Pada saat
melewati punggung bukit ini akan bertiup dan memberikan fenomena suara
yang berisik. Hal seperti inilah yang kemudian membuat sensasi keriuhan
yang dianggap sebagai suara menyerupai suasana pasar. Dengan demikian
daerah inilah oleh banyak orang dianggap sebagai daerah pasar setan,
karena pasar yang sebenarnya tidak terlihat dan hanya suaranya saja yang
terdengar.
Pasar Setan Memakan Korban
Di lokasi pasar setan sering dikabarkan memakan korban orang atau
pendaki gunung meninggal dunia. Hal ini sebenarnya dapat mudah
dimengerti karena perjalanan mendaki gunung biasanya akan memerlukan
tempat untuk beristirahat sementara. Salah satu pilihan orang untuk
beristirahat kemungkinan besar adalah dipilih daerah di sekitar pasar
setan ini. Tentu saja dipilih hal ini karena relatif sudah dekat dengan
puncak, daerah ini relatif datar sehingga mudah untuk mendirikan tenda
atau sekedar berlindung di bebatuan. Pada saat beristirahat seperti
inilah sering terjadi kasus orang kedinginan dan menderita hipotermia
misal karena cuaca di atas yang relatif ekstrim seperti turun hujan
besar dan kabut gelap. Dengan demikian dapat dimengerti jika banyak
korban meninggal dunia yang berlokasi di daerah pasar setan.
Demikian juga kalau ada pendakian yang memaksa kondisi darurat ada yang
jatuh kecelakaan atau yang lainnya, maka tempat yang dipilih untuk
menunggu sementara adalah di pilih di daerah sekitar pasar setan ini.
Dengan berada di tempat ini maka penyelamat relatif dapat mudah mencari
dan menemukan korban sehingga tindakan evakuasi dapat segera ditangani.
Orang melakukan pendakian gunung sangat sering melakukannya pada malam
hari dalam rangka tujuan melihat matahari terbit dari puncak gunung.
Selain itu jika pendakian dilakukan malam hari maka udara juga tidak
terlalu panas oleh terik matahari. Perjalanan seperti ini dapat diatur
oleh pendaki yang berpengalaman untuk dapat mencapai puncak sebelum
matahari terbit. Namun kadang ada juga pendaki yang naik sore hari
sehingga dapat sampai puncak sebelum pagi untuk beristirahat di tengah
perjalanan. Tempat perjalanan seperti ini biasanya juga dipilih daerah
sekitar pasar setan.
Untuk pendakian yang dilakukan pada siang hari. Tentu saja akan
memerlukan waktu untuk menginap di atas gunung. Biasanya mereka akan
membawa peralatan tenda untuk camping cukup lengkap. Hal ini karena
mereka perlu meluangkan waktu menginap semalaman sebelum melanjutkan
pendakian ke puncak pada pagi harinya. Lokasi daerah penginapan yang
dipilih pun di daerah sekitar pasar setan.
Jadi memang wajarlah kalau keberadaan pasar setan ini menjadi terkenal
karena hampir banyak orang dan pendaki gunung selalu melewati daerah ini
khususnya saat perjalanan pendakian malam hari.
Keangkeran Pasar Setan
Dalam banyak cerita, biasa dikabarkan cerita tentang penampakan sosok
menyerupai orang yang berada di lokasi pasar setan. Bahkan ada satu blog
yang memuat cerita tentang fenomena pasar setan di gunung Sumbing oleh
penulis yang mengaku dari tim mapala satu daerah.
Di rute pendakian di gunung Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan
ternyata saat beristirahat diketahui menampakkan keramaian seperti
pasar. Di sana bahkan kemudian dijumpai sesosok jasad bersemedi yang
sudah membeku yang terlihat oleh seluruh anggota. Walaupun setelah akan
diabadikan dengan kamera, hal ini tidak berhasil. Di lokasi berdekatan
bahkan mereka menjumpai beberapa sosok lima sosok wanita menempel di
perbukitan yang terlihat jelas oleh beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan besar juga pernah dihadapi oleh
banyak pendaki di lokasi jalur pendakian gunung yang lain. Misal di
gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada bahkan cenderung lebih
terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari Kutabawa, harus melewati
pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami karena suasana saat itu
mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan jauh, kegelapan malam dan
faktor kondisi alam akibat tekstur gunung, seringkali menyebabkan
terjadinya halusinasi. Dari sisi alam ghaib, memang tidak dipungkiri
bahwa bisa jadi jin akan muncul menampakkan diri untuk menggoda dan
mengganggu iman para pendaki. Toh kita memang wajib beriman pada
keberadaan hal-hal yang ghaib sepanjang tidak sampai membawa ke
kemusyrikan.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat
keberadaan bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati
meninggalnya pendaki di lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu,
sebenarnya tidak ada kuburan. Jadi kalau ada pendaki yang meninggal
dunia maka selalu akan dibawa turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga
di daerah asalnya atau tempat lain. Kalau ada bentuk semacam kuburan,
maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih berupa prasasti
peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat
lebih menyeramkan.
Lokasi pasar setan di siang hari
Pada siang hari, keberadaan pasar setan akan tidak terasa oleh pendaki.
Hal ini karena keberadaan sinar matahari yang mampu menerangi seluruh
daerah. Pendaki umumnya lebih terpukau pandangannya oleh pemandangan
alam yang tersaji luas. Keindahan alam seperti ini betul-betul akan
menarik perhatian dan dapat melupakan keberadaan pasar setan yang ada
sebelumnya.
Bayangan keangkeran di siang hari biasanya akan musnah, karena di siang
hari kondisi angin relatif lebih kecil sehingga suara ribut pun menjadi
tidak terdengar. Namun seandainya mengalami gejala angin ribut di lokasi
itu pada siang hari, maka fenomena suara-suara pasar setan pun akan
terdengar kembali dalam nuansa yang berbeda.
Walau bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar setan ini, kewaspadaan
dan pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita tetap harus
dilakukan. Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang sombong
membuat kita lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali
menyesatkan atau rawan dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita
tetap selalu menjaga konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
Kesimpulan
Pasar setan diduga bukan satu fenomena yang benar-benar ada. Fenomena
ini muncul karena kondisi daerah gunung yang mungkin menyebabkan
terjadinya suasana yang terasa menyerupai suasana pasar sehari-hari.
Wallahu alam. Meskipun tidak ada bukti fisik kuat yang mendukung
keberadaan pasar setan ini, hal ini dapat kita gunakan untuk selalu
mengingatkan para pendaki gunung agar senantiasa menjaga perilaku dan
kehati-hatian selama perjalanan pendakian, baik saat sedang mendaki
ataupun dalam perjalanan pulang.
Kalau sudah seperti ini diharapkan kegiatan pendakian akan berjalan
selamat, tidak terjadi sesuatu hal yang merugikan kita. Dengan demikian
kegiatan pendakian tetap memberikan pengalaman di alam terbuka yang baik
dan berkesan bagi para pendaki.
0 komentar